Gapura Barat. Sabtu, 15 Maret 2025, suasana kelas 1A SDN Gapura Barat I terasa berbeda. Sejak pagi, anak-anak datang dengan wajah ceria walaupun langit tampak mendung, mengenakan seragam Pramuka yang rapi. Mereka tahu bahwa hari ini bukan sekadar belajar seperti biasa, melainkan ada kegiatan spesial yang sudah mereka tunggu-tunggu.
Pagi yang Diberkahi dengan Shalat Dhuha dan Membaca Juz 'Amma
Setelah bel masuk berbunyi, anak-anak segera berbaris rapi menuju kelas. Dengan dipandu oleh Bu Guru, mereka melaksanakan shalat Dhuha berjamaah. Suara takbir dan bacaan shalat terdengar khusyuk, meskipun beberapa anak masih sesekali melirik ke kanan dan kiri karena penasaran dengan teman-temannya.
Selesai shalat, anak-anak kembali duduk bersila di atas sajadah masing-masing. Mereka mulai membaca Juz 'Amma bersama-sama, dimulai dari surat Al-Fatihah hingga beberapa surat pendek lainnya. Beberapa anak sudah lancar membacanya, sementara yang lain masih terbata-bata, tetapi tetap bersemangat mengikuti irama bacaan teman-temannya.
Permainan Tradisional yang Penuh Tawa
Setelah kegiatan ibadah selesai, tibalah saat yang paling ditunggu: bermain permainan tradisional khas Sumenep! Hari ini, mereka akan bermain jumpret dan Thong-galatthongan.
Keseruan Bermain Jumpret
Anak-anak segera membentuk kelompok yang terdiri dari 5 - 7 orang. Bu Guru menjelaskan aturan main jumpret—permainan yang mirip dengan pingsut atau suit, tapi dengan cara yang unik. Setiap anak akan menjulurkan jari telunjuk dan menyusun jari tersebut di bawah telapak tangan yang telungkup dari salah satu di antara mereka sambil bernyanyi jumpret. Yang telunjuknya kena tangkap di akhir nyanyian itu yang kalah.
Tebak-Tebakan Seru di Thong-Galatthongan
Setelah puas bermain jumpret, anak-anak duduk melingkar untuk bermain Thong-galatthongan. Dalam permainan ini, satu anak yang kalah saat bermain Jumpret akan duduk menelungkup, sementara yang lainnya meraruh tangan mereka di atas punggungnya. Ada satu kerikil yang diletakkan di salah satu tangan anak, kemudian setelah lagu Thong-galatthongan selesai harus menebak batu kerikil dipegang oleh siapa.
Abi mendapat giliran pertama untuk duduk menelungkup. Yang lain bernyanyi sambil meletakkan kerikil di tangan Iqbal. Setelah nyanyian berakhir, Abi bangun dan menebak kerikil ada di siapa.
“Ayo, di tangan siapa Bi kerikilnya? teriak Ridho.
"Di tangan Ibad." Abi berteriak.
Semua anak tertawa, karena ternyata tebakan Abi salah. Kerikilnya ada di tangan Iqbal. Begitulah seterusnya sampai mereka bosan bermain.
Sabtu yang Penuh Kebahagiaan
Permainan berlangsung seru hingga bel hampir berbunyi. Anak-anak masih ingin bermain lebih lama, tetapi Bu Guru mengingatkan bahwa waktu sudah hampir habis.
Anak-anak bersorak gembira. Sabtu ini benar-benar menjadi hari yang menyenangkan—penuh ilmu, ibadah, dan tawa yang akan mereka kenang lama.
Kerreen dan menyenangkan
BalasHapus